SAROLANGUN,LAMPUKUNING.ID– Selangkah lagi Kabupaten Sarolangun menuju cakupan semesta atau Universal Health Coverage (UHC). Karenanya, semakin giat pula BPJS Kesehatan Cabang Muara Bungo menggelar kegiatan Pelayanan Desa dan Kecamatan Terpadu (PDKT).
Ada sekitar 300.460 jiwa atau 94,98% penduduk Kabupaten Sarolangun yang terdaftar menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan (JKN) per Oktober 2023. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sarolangun kian dekat mencapai UHC jika sudah 95% penduduk setempat menjadi peserta JKN.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Kabupaten Sarolangun atas dukungannya selama ini untuk menyukseskan Program JKN sehingga masyarakat setempat sudah lebih dari 300.000 jiwa yang terlindungi oleh jaminan kesehatan. Karena itu, tentunya dibutuhkan kolaborasi dan sinergi yang baik untuk mewujudkan cakupan semesta Kabupaten Sarolangun di tahun 2023 ini.
Kami selaku penyelenggara tentunya terus berupaya meningkatkan mutu layanan dari Program JKN sehingga Masyarakat merasakan transformasi dari mutu layanan yang dirasakan saat ini,” ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Muara Bungo, Asfurina pada Jumat (13/10).
Berdasarkan cakupan kepesertaan JKN tersebut, masyarakat Kabupaten Sarolangun sudah terdaftar pada segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), Pekerja Penerima Upah (PPU), Bukan Pekerja (BP) dan peserta dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI). Asfurina menambahkan bahwa upaya mencapai UHC terus dilakukan oleh BPJS Kesehatan Cabang Muara Bungo melalui kegiatan PDKT.
“Kami terus upayakan agar peningkatan cakupan kepesertaan Program JKN di Kabupaten Sarolangun terus meningkat agar semakin banyaknya yang memiliki jaminan kesehatan. Syukurlah kegiatan PDKT yang dilaksanakan kali ini di Desa Bernai Dalam berhasil menambahkan pendaftaran PBPU 6 kepala keluarga atau 22 jiwa, pembaruan data peserta JKN sebanyak 50 kepala keluarga.
Kami juga mengedukasi agar warga mengenal dan memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN. Dalam kegiatan tadi, ada lima peserta yang mengunduh Aplikasi Mobile JKN. Harapannya mereka bisa turut mengajak yang lain untuk menggunakan Aplikasi Mobile JKN ini,” kata Asfurina.
Asfurina menjelaskan bahwa kegiatan PDKT ini dilaksanakan rutin berkeliling mengunjungi desa yang memiliki jarak dan waktu tempuh yang jauh ke kantor BPJS Kesehatan. Melalui kegiatan PDKT, masyarakat juga dapat dipandu untuk melakukan skrining riwayat kesehatan melalui Aplikasi Mobile JKN.
Ia juga menerangkan, Aplikasi Mobile JKN merupakan aplikasi pada Program JKN yang memudahkan peserta JKN dalam mengakses layanan administrasi maupun layanan kesehatan.
“Kemudahan tersebut kini hadir dalam gengaman ponsel pintar. Pada aplikasi tersebut, peserta JKN dapat mengubah data secara mandiri, mencari informasi seputar riwayat pembayaran iuran, mengambil nomor antrean pada saat ingin berobat pada menu antrean online, melakukan skirining riwayat kesehatan secara mandiri bahkan mendaftarkan Program Rencana Pembayaran Bertahap (REHAB) untuk mencicil tunggakan iuran.
Tidak hanya itu, juga terdapat KIS Digital yang dapat ditunjukkan pada petugas kesehatan saat peserta butuh mengakses layanan di fasilitas kesehatan. Sekarang akses layanan kesehatan tidak dipersulit dengan kartu fisik atau fotocopy berkas lainnya,” tambah Asfurina.
Siska Fitria merupakan salah satu masyarakat yang hadir pada kegiatan PDKT di Desa Bernai Dalam Kabupaten Sarolangun. Siska antusias dengan informasi yang Ia dapatkan pada hari sebelumnya bahwa akan ada pelayanan administrasi dari BPJS Kesehatan yang mengunjungi desa tempat tinggalnya. Tidak ingin melewatkan kesempatan itu, Siska langsung menyiapkan berkas pendaftaran yang diperlukan agar ia dan keluarganya memiliki jaminan kesehatan dengan terdaftar sebagai peserta JKN.
“Kebetulan sekali ada kegiatan PDKT dari BPJS Kesehatan. Beberapa waktu lalu saya memang ingin mendaftarkan sekeluarga menjadi peserta JKN tapi selalu lupa kadang juga tidak sempat ke kantor BPJS Kesehatan.
Kemarin dapat info dari perangkat desa bahwa ada kegiatan hari ini, tentulah saya segera siapkan berkas yang diperlukan. Pentingnya jaminan kesehatan saat ini karena penyakit bisa datang kapan saja, apalagi di zaman sekarang biaya berobat makin mahal,” tutur Siska.(AS/ss)