LAMPUKUNING.ID, BUNGO – Hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) ditengah-tengah masyarakat Indonesia dengan prinsip gotong royong bertujuan untuk saling membantu sesama peserta yang sedang butuh pelayanan kesehatan pada keadaan sakit yang tidak dapat diduga. Hal demikian tentu sangat meringankan beban dari peserta yang membutuhkan pelayanan apalagi kepada peserta yang kurang mampu.
Murni (44) adalah seorang Asisten Rumah Tangga yang terdaftar sebagai Peserta dari Segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah daerah atau sering dikenal dengan sebutan PBI APBD. Ia yang sehari bekerja sebagai asisten rumah tangga dan suami seorang tukang ojek merasa sangat terbantu dengan ditanggungnya jaminan kesehatan untuk ia dan keluarga.
Murni menceritakan pengalamannya 2 tahun lalu, ketika tahun 2019 Ia hamil anak keduanya dan harus dioperasi menimbang pada usia kandungan cukup 9 bulan dan akan melahirkan janin yang berada diperutnya sudah tidak bernyawa sebelum dilahirkan.
“Kalau terdaftar Program ini sebenarnya sudah lama sekali, mungkin sejak adanya program ini pemerintah sudah menanggung jaminan kesehatan saya dan keluarga. Pengalaman yang saya rasakan sejak menjadi peserta dan pernah memakai pelayanan yaitu pada saat hamil anak kedua 2 tahun yang lalu. Awalnya tidak ada masalah dengan kandungan sejak hamil sampai pada saat akan melahirkan. Saya masih ingat rencana saya akan dioperasi itu jam 5 pagi, namun ternyata jam 11 malam sebelumnya harus dioperasi karna anak dalam kandungan saya diinfokan dokter sudah tidak bernyawa lagi,” cerita Murni pada Senin, (10/05).
Sambil mengenang kejadian yang menyedihkan itu Murni melanjutkan ceritanya bahwa pada saat setelah dioperasi dan dibawah ke ruang rawat inap, selama 3 hari Murni yang sebenarnya memiliki hak rawat di kelas 3, diinapkan di rawat inap kelas 1 dimana kamar tersebut hanya diinap oleh 2 pasien dalam 1 kamar.
“Kata orang-orang saya beruntung, ditempatkan oleh pihak Rumah Sakit untuk di kelas 1 karena memang kelas rawat yang menjadi hak saya pada saat itu sedang penuh. Saya sempat khawatir karena mengingat biaya yang saya tau tidak sedikit, ditambah dengan kondisi dan keadaan ekonomi keluarga saya. Tapi Alhamdulillah, mungkin untuk 1 rupiah pun saya tidak ada mengeluarkan biaya sampai keluar dari Rumah Sakit tersebut bahkan perawatan buka jahit setelahnya,” kenang Murni.
Terdaftar sebagai Peserta Program JKN-KIS merupakan manfaat yang saat berarti bagi Murni dan keluarga, meskipun tidak dapat bertemu di dunia dengan sang calon bayi namun Murni tetap bersyukur beban biaya yang akan ditanggungnya juga akan besar apabila ia menjalani rawatan sebagai pasien umum.
“Ada beberapa orang yang sampaikan ke saya, kalau pakai biaya pribadi mungkin bisa habis belasan juta mengingat biaya operasi melahirkan juga tidak murah. Saya sangat bersyukur sekali, saya dan keluarga bahkan anak dan menantu saya sebagai peserta PBI juga yang pernah memakai pelayanan tidak ada mengeluarkan biaya sama sekali. Untuk pelayanan yang kami terima sangat ramah dan memuaskan, sama saja dengan pasien umum,” kata Murni. (*)