(Dani Mahasiswa asal Rimbo Bujang.- foto dok: bpjs kesehatan)
MUARA BUNGO,LAMPUKUNING.ID– Program Jaminan Kesehatan Nasional (Program JKN) saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap orang. Sebagai jaminan kesehatan andalan masyarakat, Program JKN telah banyak membantu pesertanya yang membutuhkan layanan yang berkualitas dengan sistem gotong royong. Begitulah kira-kira yang juga dirasakan oleh Dani Rahmat (20) dan keluarganya.
Dani merupakan mahasiswa yang beralamat di Rimbo Bujang. Ia menceritakan pengalamannya mengawal keponakannya sendiri saat terbaring lemah di rumah sakit dengan kondisi demam tinggi dan mengalami kejang. Ia bercerita bahwa dia sendiri sebagai saksi bahwa Program JKN sangat membantu pengobatan sang keponakan serta tidak berbiaya selama perawatan tersebut.
“Beberapa waktu silam, anak dari kakak saya yang berusia masih dua tahun mengalami step. Namanya orang awam tahunya sakitnya diguna-guna orang. Akhirnya saya sarankan daripada menebak-nebak, sebaiknya berobat secara medis ke Puskesmas terdekat. Untunglah, saudara saya memang sudah terdaftar pada Program JKN sebelumnya sehingga dari awal pengobatan sudah memakai jaminan BPJS Kesehatan.
Setelah beberapa jam setelah dibawa ke Puskesmas, keponakan saya tidak ada perubahan juga sehingga dibawa ke rumah sakit di Kabupaten Tebo. Setelah seminggu dirawat inap di Rumah Sakit di Kabupaten Tebo, keponakan saya masih berada dalam kondisi tidak sadarkan diri sehingga dia dirujuk untuk menjalani perawatan di rumah sakit di Kota Padang,” kata Dani kepada Jamkesnews, Senin (18/12).
Melanjutkan ceritanya, Dani sempat bertanya kepada dokter pada saat sebelum dirujuk bahwa apakah perbedaan layanan yang akan diterima antara pasien sebagai Peserta JKN atau pasien umum.
Meski dokter sudah meyakinkan bahwa tidak ada perbedaan, waktu itu Dani mengaku masih merasa kurang percaya. Namun keraguan Dani terjawab setelah ia menyaksikan sendiri bagaimana pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan.
“Dokternya meyakinkan bahwa pelayanan yang akan diterima tidak ada diskriminasi antara pasien umum ataupun peserta JKN. Ternyata benar, semua pelayanan yang diterima sama, tidak ada dibeda-bedakan.
Yang membedakan hanya kami tidak membayar sepeser pun. Setelah dirawat di Rumah Sakit M. Djamil lebih kurang 23 hari, untunglah keponakan saya bisa pulang dan menjalani pengobatan rawat jalan. Sudah bisa liat mamanya dan berbicara.
Setelah sadarkan diri dan selama itulah semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Kalau saya tidak salah kira-kira rincian biayanya bisa puluhan juta rupiah, sedangkan kami tidak ditagih sama sekali,” ungkap Dani sambil tersenyum.
Dani menambahkan bahwa hadirnya Program JKN sangat membantu masyarakat, termasuk ia dan keluarganya. Tidak lupa, Dani juga mengajak seluruh masyarakat agar terdaftar pada Program JKN karena memiliki kaminan kesehatan itu penting. Di samping itu, kondisi sakit bisa terjadi kapan saja dengan mendadak.
“Saya harap seluruh warga negara Indonesia telah memiliki jaminan kesehatan dengan terdaftar sebagai peserta JKN. Saya bersyukur, kakak saya dan keluarganya sudah terdaftar sebagai peserta JKN sebelumnya.
Jadi ketika anaknya mendadak panas kejang seperti kemarin, kartunya aktif dan siap dipakai langsung. Penanganan yang diterima keponakan saya pun cepat dan memuaskan,” ujar Dani.
Sebagai penutup, Dani sampaikan bahwa harapannya Program JKN agar terus hadir menolong seluruh pesertanya dengan memberikan perlindungan jaminan kesehatan dan kualitas pelayanan yang sudah semakin mudah, cepat dan setara.
“Harapannya agar Program JKN terus ada sampai kapan pun, karena telah banyak sekali membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Tidak hanya soal biaya, kemudahan pelayanan yang semakin hari semakin bertransformasi lebih mudah menjadikan kehadiran Program JKN menjadi sangat membantu,” ucap Dani.(AS/ss)