Ini Waktunya Perbarui Arah Kiblat Berdasarkan Bayangan Matahari

LAMPUKUNING.ID – Menurut perhitungan Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN), tanggal 26 sampai 30 Mei 2019 adalah waktu yang tepat untuk verifikasi ulang arah kiblat berdasarkan bayangan matahari.

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan, empat hari ke depan matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah -situs paling suci dalam agama Islam yang berlokasi di tengah Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Fenomena ini dikenal dengan sebutan A’dham atau Rashdul Qiblah.

“Dengan bayangan matahari pada saat-saat tertentu yang disebutkan di bawah ini, arah kiblat dapat lebih mudah dan lebih akurat ditentukan,” kata Thomas dalam blog pribadinya, seperti dikutip LAPAN melalui akun Twitter resminya, Sabtu (25/5).

Matahari melintas dua kali dalam setahun pada lintang Mekkah, yaitu tanggal 28 Mei dengan plus-minus dua hari, dimulai 26 sampai 30 Mei, dan sekitar 16 Juli dengan plus-minus dua hari, dimulai 14 sampai 18 Juli. Saat tengah hari, dapat dikatakan matahari berada di atas kota Mekkah dan diibaratkan ada tiang yang sangat tinggi yang bisa dilihat di banyak wilayah.

Untuk daerah yang mengalami siang bersamaan dengan Mekkah, macam Indonesia Barat, Asia Tengah, Eropa, dan Afrika, waktu yang tepat untuk mengukurnya yakni pukul 16.18 WIB (26-30 Mei) dan pukul 16.27 WIB (14-18 Juli). Arah kiblatnya adalah dari ujung bayangan ke arah tongkat.

Sementara daerah yang mengalami siang berlawanan dengan Mekkah, macam Indonesia Timur, Pasifik, dan benua Amerika, waktu yang tepat untuk mengukurnya yakni pukul 06.30 WIT (12-16 Januari) dan pukul 06.09 WIT (27 November-1 Desember). Arah kiblatnya adalah dari tongkat ke ujung bayangan.

“Waktunya diberikan banyak pilihan, silakan gunakan waktu yang sesuai dengan mempertimbangkan keadaan cuaca dan konversi waktu setempat,” ucap Thomas.

Posisi lintang Ka’bah yang lebih kecil dari nilai deklinasi (sudut) maksimum matahari menyebabkan matahari dapat melewati Ka’bah sehingga hasilnya lebih akurat dibandingkan dengan metode-metode yang lain.

Lanjut Thomas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat. Misal, media yang digunakan untuk mengukur haruslah tegak.

“Gunakan benda tegak, misalnya kusen jendela, untuk menentukan arah kiblat dari bayangannya pada waktu yang ditentukan. Beri tanda arah bayangan, misalnya dengan sajadah. Buat garis shaf baru berdasarkan arah yang telah ditentukan,” tambahnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *