53 Tahun Kabupaten Bungo, Pertumbuhan Ekonomi Diatas Provinsi

BUNGO, Lampukuning.id – Kabupaten Bungo genap berusia 53 tahun hari ini (19/10). Dibawah kepemimpinan Bupati H Mashuri dan Wakil Bupati H Syafrudin Dwi Aprianto sejumlah prestasi pembangunan berhasil dicapai.


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bungo tahun 2017 sebesar 5,67 Persen. Itu berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan Nasional.


Selanjutnya untuk kondisi makro kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bungo, dilihat dari pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan bidang pendidikan dan pembangunan ekonomi Kabupaten Bungo menurut data BPS tahun 2017 menduduki urutan ke-4 Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Yaitu sebesar 69,04 naik 0,27 dari tahun 2016.

Sementara pada indikator kemiskinan, Kabupaten Bungo mampu mengurangi jumlah penduduk miskin, yang menurut BPS pada tahun 2016 sebesar 20,96 ribu jiwa berkurang sebesar 0,15 ribu jiwa pada tahun 2017.

“Dan Kabupaten Bungo berada pada urutan ke-4 Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi yang terendah dalam jumlah penduduk miskin,” ucap Bupati.
Merujuk pula data BPS, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Bungo pada tahun 2017 sebesar 3,43 Persen, berada dibawah Provinsi Jambi sebesar 3,87 persen maupun Nasional sebesar 5,50 persen.

Tak hanya itu, di bidang infrastruktur  selama dua tahun terakhir dibangun secara massif di Kabupaten Bungo. Prasarana jalan dan jembatan dalam kondisi baik terbukti naik 6 persen dari tahun 2017, juga merupakan aspek yang sangat penting dalam mendorong lancarnya distribusi arus barang produksi dan jasa. Pembangunan irigasi dan embung pun menjadi prioritas.

Salah satu keberhasilan di bidang tranportasi, pelayanan arus barang dan dengan keberadaan Bandar Udara Muara Bungo sudah berhasil ditingkatkan. Saat ini penerbangan Bungo-Jakarta dengan maskapai Nam Air mencapai 11 kali dalam seminggu. Sementara rute Bungo-Jambi dengan maskapai Wings Air ada jadwal setiap hari.

“Penambahan dan peningkatan fasilitas pendukung akan terus diupayakan, sehingga Bandara Muara Bungo dapat meningkatkan jasa pelayanan transportasi udara bagi masyarakat Jambi wilayah barat dan provinsi tetangga,” kata Bupati.
Hal lain Kabupaten Bungo saat ini mentargetkan mempertahankan Penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia pada Tahun 2017 yang lalu. Dalam rangka itu  Kabupaten Bungo yang sudah memiliki Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah dengan konsep Sanitary Landfill, telah pula meresmikan Taman Tampoenek pada 7 Juni 2018 yang dibangun melalui dana APBN sebesar Rp 4,9 Milyar pada tahun 2017 lalu, guna mendukung Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Muara Bungo.


Pemerintah Daerah juga menggandeng peran swasta dalam pembangunan, melalui program dan kegiatan Corporate SocialResponsibility (CSR), tahun ini sedang dibangun Taman dan Tugu Air Mancur.

Dibidang kesehatan, RSUD H. Hanafie Muara Bungo telah menjadi rumah sakit tipe B, sekaligus menjadi rumah sakit rujukan untuk wilayah Jambi bagian barat. Telah dilengkapi pula dengan fasilitas ruang operasi baru standart internasional atau Modular Operating Theater (MOT), CT-Scan 128 slice, Mamografi dan Gedung Farmasi sertatelah juga menjadi rumah sakit pendidikan bagi para calon dokter.

Ditopang pula dengan Pembangunan RSUD Kelas D di Kecamatan Jujuhan dan telah terakreditasinya 9 Puskesmas dan 6 Puskesmas dalam proses akreditasi.

Sementara di bidang pendidikan, Kabupaten Bungo pun terus berupaya meningkatkan kualitas. Rehabilitasi gedung sekolah masih dilaksanakan, kualitas tenaga pendidik juga menjadi concern dan di tahun 2018, pada uji kopetensi guru, Kabupaten Bungo mencatatkan sebagai yang terbanyak lulus dibandingkan Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi, yakni sebanyak 176 guru.

Dalam tatanan pemerintahan padatanggal 25 Januari 2018 Kabupaten Bungo juga masuk kedalam 62 Kabupaten/Kota wilayah I Sumatera dan Jawa Barat yang diberikan predikat B atas evaluasi SAKIP Tahun 2017 oleh Kemenpan & RB RI.

“Kami patut bersyukur atas torehan ini, karena sebelumnya Kabupaten Bungo untuk evaluasi SAKIP Tahun 2016 memperoleh predikat C,” ulas Bupati.

Di sisi lain Program dan kegiatan untuk pemberdayaan masyarakatterus pemerintah daerah laksanakan, antara lain dengan Program Gerakan Dusun Membangun (GDM). Hasilnyata GDM antara lain : Pembangunan Jalan Rabat Beton dan Turap Beton, Pembukaan Jalan Baru, Pengadaan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) Tenaga Surya, Pembangunan Sarana dan Prasarana Olah Raga, Pembangunan Drainase, Pembangunan Sarana Sanitasi, Pembangunan Los Pasar/Plat Deker, Pembangunan Gedung Madrasah, Pembangunan Gedung PAUD/TK, TPA, Perpustakaan, Pembangunan Balai Desa/Kantor Rio/BPD/GedungS erba Guna, Pembangunan Gedung Posyandu, Polindes, Poskedes, Pembangunan Sarana MCK, Pembuatan Hanggar  TPS, dan lainnya.
Kegiatan pemberdayaan lainnya melalui dukungan Program Unggulan PKK yaitu, “Gedubrak” (Gerakan Dusun Bersih, Rapi, Aman dan Kreatif) yaitu gerakan untuk mendorong setiap dusun menjaga kebersihan lingkungan permukiman serta lebih kreatif untuk pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi bahan-bahan yang produktif.

Pelaksanaan pembangunan di sektor pertanian juga direalisasikan antara lain dengan kegiatan peningkatan produktivitas padi. ”Alhamdulillah jika dibandingkan tahun 2017, produktivitas padi Kabupaten Bungo naik sebesar 1,16 persen di tahun 2018,” ulas Bupati.

Sementara pada sektor perikanan, pemerintah daerah menetapkan sentra pengembangan budi daya perikanan di Dusun Sungai Buluh dan telah pula dibangun sentra peternakan sapi di Kecamatan Pelepat Ilir dan Jujuhan Ilir. Kabupaten Bungo pun telah melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi dalam pengembangan cluster sapi potong, juga  kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dimana IPB memberikan bantuan sarana dan prasarana serta pelatihan kepada peternak sapi potong sekaligus pembinaan kelembagaan di Kelompok Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) yang berlokasi di Kuamang Abadi Kecamatan Pelepat Ilir.

Selanjutnya pada sub sektor perkebunan, dengan melaksanakan pembibitan kelapa sawit sebanyak 35.000 batang dan akan disalurkan kepada masyarakat melalui mekanisme subsidi.

Di sektor perdagangan dan investasi, sebagai pemberi kontribusi PAD maupun membuka lapangan pekerjaan, juga telah memberikan hasil yang menggembirakan.Dimana UMKM di sektor usaha kecil dan menengah menunjukkan kenaikan omset yang cukup signifikan yaitu sebesar 3,4 Milyar lebih dan 5,2 Milyar lebih dari tahun 2017 lalu, salah satunya melalui pengembangan usaha Batik Bungo sebanyak 20 (duapuluh) kelompok pengrajin batik.

Pemerintah Kabupaten Bungo, juga terus menggalakkan sektor pariwisata, ditunjang oleh adanya Bandara Muara Bungo. ”Lubuk Larangan, Hutan Adat, Air Terjun dan masih banyak lagi destinasi dan objek wisata Kabupaten Bungo, sebagai salah satu kearifan lokal akan coba kami jadikan kalender rutin pariwisata daerah,” ulas Bupati. (red/bi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *