Belajar dari Pengalaman Langsung Kesembuhan Penyintas Covid-19

ilustrasi covid 19
Ilustrasi Covid-19

BUNGO – Ada i’itibar (pelajaran) di balik pandemi Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) atau yang lebih dikenal virus Corona. Seorang penderita Covid-19, Marhamah mengungkapkan keganasan dibalik virus Wuhan ini.

Wanita 40 tahun ini menceritakan awal mula ia terserang virus corona. “Demam tinggi, badan sakit-sakitan hingga hilang indera penciuman,” katanya saat ditemui belum lama ini.

Hilangnya indera penciuman atau dalam istilah medis dikenal Anosmia yakni salah satu gejala umum yang terjadi terhadap orang yang terinfeksi Covid-19.

Lanjut Marhamah, dengan gejala tersebut ia kemudian melakukan konsultasi ke dokter dan memutuskan dilakukan rapid tes. “Anehnya, saat rapid test hasilnya non reaktif,” ungkapnya wanita asal Kecamatan Pasar Muara Bungo, Kabupaten Bungo.

Seakan tak percaya, kemudian ia memberanikan diri untuk dilakukan uji Swab PCR (Plymerase Chain Reaction). “Hasil ini (swab) menunjukkan positif, dua kali test positif,” katanya yang mengaku sempat down saat mengetahui hasil swab positif.

Dalam rangka penyembuhan ia tidak dirawat di rumah sakit, tetapi memutuskan melakukan isolasi mandiri di rumah dengan ditangani dokter khusus.

Selama karantina atau isolasi mandiri, berbagai upaya dilakukan berjuang untuk sembuh. “Yang terpenting ialah mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein seperti saran dokter,” ujarnya.

Hal ini berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh. Selama isolasi dengan menerapkan pola makan bergizi, kemudian olah raga yang teratur, perlahan indera penciuman berangsur pulih.

Berdasarkan pengalamannya, Marhamah menyadari pentingnya melakukan 3M, yakni Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak.

“Covid itu nyata lo, jadi patuhi protokol kesehatan, jangan anggap enteng,” imbaunya.

Dengan kasus Positif yang terus meningkat, Ia pun mengajak kepada masyarakat khususnya Kabupaten Bungo bersama-sama lawan Corona

“jika ada yang terpapar segera laporkan karen covid19 bukan aib melainkan penyakit,” tukasnya.

Penulis: RM Banyu Asa Hidayat