Kemarau, Air Batanghari Surut,Turut Pengaruhi Penghasilan Pencari Ikan

foto sungai batanghari

LAMPUKUNING.ID,KOTA JAMBI – Dampak dari musim kemarau saat ini, sudah mulai dirasakan masyarakat. Salah satunya adalah menurunnya debit Sungai Batanghari. Kondisi ini turut mempengaruhi penghasilan para pencari ikan.

“Susah cari ikan di Danau Sipin, karena kondisi Sungai Batanghari surut. Kalau musim hujan banyak ikan,” kata salah satu pencari ikan di Danau Sipin Oman kepada Jambi One, Rabu (8/6).

Biasanya saat musim penghujan ia kerap mendapat ikan nilla, baung, lambak, patin, saluang dan lainnya.

“Bisa dua sampai tiga kilo sehari kalau musim hujan. Kalau kemarau ini susah,” katanya.

Senada, Penjaga pintu air di kawasan Taman Tanggo Rajo, Kota Jambi, Sayhruddin saat dikonfirmasi mengatakan, surutnya debit Sungai Batanghari sudah terjadi cukup lama. Bahkan sekitar dua pekan terakhir.

“Sudah 2 minggu ini surut terus,” kata Syahruddin.

Syahruddin mengatakan, bahwa saat ini (kemarin, red) ketinggian debit Sungai Batanghari hanya 9.35 meter.

Dengan kondisi debit Sungai Batanghari diangka 9.35 meter itu sebut Syahruddin, masih dalam katgeori normal.

“Masih aman, kapal masih bisa lewat,” katanya.

Sementara Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Satsiun Jambi, bahwa musim kemarau di Jambi terjadi pada akhir Mei 2022. Namun puncak kemarau terjadi pada Juni hingga Agustus 2022 mendatang.

Kepala BMKG Stasiun Jambi Ibnu, mengatakan, pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau biasanya diwarnai dengan terjadinya cuaca ekstrem.

“Patut diwaspadai oleh masyarakat, seperti hujan lebat disertai angin kencang,” katanya.

Ibnu mengungkapkan, puncak musim kemarau Jambi diprediksi berlangsung pada Juni hingga Agustus mendatang.

“Antisipasi dini memasuki musim kemarau, masyarakat supaya menghemat air serta waspada timbulnya titik panas di Provinsi Jambi,” katanya. (LK07)