LAMPUKUNING.ID, KOTA JAMBI – Sebagaimana diketahui bersama, dampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak awal tahun 2020 hingga saat ini, wabah virus ini sudah mengakibatkan kematian ribuan bahkan jutaan manusia didunia termasuk Indonesia dan Kota Jambi. Selain itu pandemi Covid-19 juga berdampak terhadap tatanan perekonomian dan sosial sehingga terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dan angka kriminalitas.
Tentu saja semua sepakat bahwa kondisi ini tidak mungkin dibiarkan, harus ada upaya konkrit yang dilakukan secara terintegrasi. Sudah banyak yang dilakukan pemerintah, swasta dan masyarakat, namun tanda-tanda berakhirnya wabah Covid-19 belum nampak, cenderung meningkat. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah perlu melakukan upaya yang lebih efektif dan berdampak langsung terhadap penyebaran virus tersebut, yaitu melalui vaksinasi Covid-19.
Oleh karena itu, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) sudah memulai vaksinasi Tahap I Termin I pada pekan kedua Januari 2021. Kick off diawali dengan vaksinasi untuk Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (13/1) lalu, diikuti vaksinasi serentak SDM Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) dan kepala daerah serta tokoh publik esensial, termasuk di Kota Jambi.
Sebelum dilakukan vaksinasi, telah dilakukan proses yang cukup panjang, mulai dari pengadaan vaksin hingga pengujian vaksin dan lain-lain. Dalam perjalanannya juga menemui pro dan kontra sehingga membuat masyarakat menjadi bingung.
Dari lingkungan Pemerintah Daerah Kota Jambi, orang pertama yang divaksin adalah Kapolresta Jambi, Kombes Pol Dover Christian, Unsur Forkompinda, dilanjutkan dengan tenaga kesehatan. Sementara Wali Kota Jambi, Syarif Fasha hanya mendampingi dan tidak ikut divaksin karena sudah berstatus Mantan Pasien Covid-19.
Di Kota Jambi, vaksinasi perdana dimulai 14 Januari 2021 dilakukan oleh 17 rumah sakit baik negeri maupun swasta dan 20 Puskesmas yang tersebar di Kota Jambi, serta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Terkait hajat besar vaksinasi Covid-19 perdana di Tanah Air dan Kota Jambi ini, Wali Kota Jambi, Dr H Syarif Fasha ME mengatakan, vaksin merupakan berita baik yang membuka tahun 2021. Pasalnya, belajar dari sejarah pandemi-pandemi yang terjadi di dunia, vaksin merupakan satu dari dua solusi menghentikan pandemi. Solusi lain adalah lewat obat atau terapi.
“Oleh karena itu saya berharap kepada kita semua untuk memberikan informasi yang sehat kepada masyarakat. Sesuai dengan Instrusi Presiden, vaksinansi Covid-19 tahap awal akan dilakukan secara serentak di Indonesia yaitu pada hari Ini (Kamis, red) Tanggal 14 Januari 2021, yang di awali oleh Presiden pada hari Rabu tanggal 13 Januari 2021, kemarin dan disiarkan secara live. Pada tahap awal ini vaksin yang digunakan adalah vaksin Covid-19 keluaran Sinovac. Setelah serangkaian pengujian, Badan dilakukan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) telah memberikan izin Republik Indonesia penggunaan darurat (EUA) vaksin COVID-19. Dengan demikian, vaksin keluaran Sinovac dijamin keamanannya dengan efek samping yang tidak berbahaya, pengalaman pemerintah melakukan program vaksinasi massal bukan hanya pada saat ini saja. Indonesia sudah sejak sekitar tahun 1950-an berpengalaman melakukan vaksinasi. Semua vaksin yang sudah memperoleh izin penggunaan dari Badan POM, termasuk vaksin dari Sinovac, berarti sudah lolos uji dan artinya, sudah terbukti aman. WHO memberikan syarat minimal efikasi vaksin sebesar 50 persen. Penilaian yang telah dikeluarkan oleh Badan POM terhadap efikasi dari vaksin Covid-19 adalah 65,3 persen. Hal ini menunjukan bahwa vaksin ini diyakini mampu menurunkan penularan sebesar 65,3 persen dan lebih tinggi dari ketentuan WHO untuk efikasi minimal vaksin Covid-19,” kata Wali Kota Jambi, Dr H Syarif Fasha ME saat memimpin Vaksinasi serentak Kota Jambi, bersama Wakil Wali Kota Jambi, Dr dr H Maulana MKM, Kapolresta Jambi, Unsur Forkompinda, tenaga kesehatan, organisasi profesi, hingga tokoh agama di Mako Damkar dan Penyelamatan Kota Jambi, Kamis (14/1).
Jadi, selama memperoleh izin dari BPOM sebut Fasha, sudah pasti aman, bermutu, serta berkhasiat dan tetap bermanfaat untuk perlindungan diri, keluarga dan orang lain. Apalagi saat ini rumah sakit sudah semakin penuh.
“Kita butuh vaksin Covid-19 untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menekan angka penularan virus. Melalui momen ini, saya menghimbau agar masyarakat tidak mengkhawatirkan efek setelah vaksinasi nantinya. Sebab, vaksin menghasilkan efek samping yang terbilang ringan seperti kemerahan atau demam,” ujar Fasha.
Wali Kota Jambi dua periode itu juga mengingatkan, agar semua peserta mengikuti aturan yang berlaku ketika mendapat giliran divaksinasi. Jika sudah terjadwal untuk vaksinasi, jangan membuat rencana untuk berpergian sampai mendapat vaksinasi yang kedua, jangan sampai tidak lengkap. Karena 1 dosis itu tidak cukup. Selain itu, tenaga kesehatan dan masyarakat agar tidak mengabaikan protokol kesehatan meski sudah mendapat vaksinasi nantinya.
“Jadi, walaupun kita sudah mendapat vaksinasi, tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M), sampai tidak ada penularan lagi. Tenaga kesehatan harus memberikan contoh yang baik, dengan menjalankan 3M,” ujarnya.
Kata Fasha, ada enam kelompok prioritas penerima vaksin, yaitu tenaga medis; Aparatur Pemerintah (Pusat, Daerah, dan Legislatif); Masyarakat (tokoh agama/masyarakat); Peserta BPJS Penerima Bantuan luran (PBI); Tenaga Pendidik (PAUD/TK, SD, SMP, SMA dan sederajat, PT); Masyarakat yang berusia 19 -59 tahun.
“Akan tetapi tak semuanya juga yang masuk dalam kategori enam itu divaksin semua. Ada beberapa kriteria juga orang dewasa sehat usia 18-59 tahun yang tidak bisa divaksin. Seperti memiliki riwayat riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19 dalam 14 hari terakhir, hamil, asma, pembekuan darah, dan gangguan kesehatan lainnya,” katanya.
Fasha menambahkan, penanganan Covid-19, tidak terbatas pada secara pemberian vaksin saja tetapi berkesinambungan. Pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap penerima vaksin dan penerapan protokol kesehatan. Ia berharap semua fokus melakukan hal-hal yang berdampak langsung terhadap pencegahan penyebaran Covid-19. Jika semua pihak mempunyai komitmen dan berjuang bersama, maka dapat memutus mata rantai penyebaran Covid- 19 di Kota Jambi dengan cepat.
“Selanjutnya melalui momen yang berbahagia ini saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang berpartisipasi atas kegiatan terselenggaranya Vaksinasi Covid-19, semoga kebersamaan ini dapat ditingkatkan terus dimasa yang akan datang demi keberhasilan tugas-tugas kita bersama,”kata Fasha.
Ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati terhitung hingga 12 Januari 2021, total pasien yang terkonfirmasi positif di Kota Jambi adalah 1.241 kasus, dengan 35 orang pasien meninggal dunia.Oleh karena itu, ia berharap vaksinasi ini dapat membantu mengurangi dampak penyebaran Covid-19.
“Total yang akan divaksin tahap ini ada sebanyak 7.939 orang, ditambah 17 orang yang terdiri dari aparat keamanan, pemerintah daerah, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama,” ujarnya.
Ida mengatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan tenaga kesehatan dan lainnya yang dilakukan vaksin hari ini. “Jika ada gejala seperti demam, atau lainnya segera melaporkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolersta Jambi, Kombes Pol Dover Christian usai disuntik vaksin mengatakan, dirinya bangga dipercaya menjadi orang pertama di Kota Jambi yang divaksin.
“Bangga mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menerima vaksin,” katanya.
Dover mengaku, rasanya disuntik vaksin sama seperti penyuntikan pada umumnya.
“Perasaan baik-baik saja, tenang-tenang saja. Seperti rasa orang disuntik pada umumnya,” imbuhnya.
Lanjut Dover, dirinya mengimbau supaya semua masyarakat dapat sama-sama berjuang memutus mata rantai covid. Salah satunya, menurut dia dengan bersedia menerima vaksin.
“Selain 3 M, salah satunya bersedia di vaksinasi Covid-19 ini,” pungkasnya. (*)