Lampukuning.id, JAKARTA – Pihak kepolisian Jepang telah memutuskan untuk memperpanjang masa penahanan CEO Nissan, Carlos Ghosn, selambat-lambatnya 10 hari ke depan, sebagaiamana dilaporan media setempat.
Hal tersebut menyusul penangkapannya pada hari Senin lalu, setelah produsen mobil Jepang itu, menuduh pria kelahiran Porto Velho 64 tahun lalu itu, melakukan pelanggaran terkait dengan keuangan perusahaan.
BBC, Rabu (21/11) melansir, Jaksa memiliki waktu 2×24 jam untuk mengajukan tuntutan, setelah melakukan penangkapan, membebaskannya atau memperpanjang masa penahanannya.
Perusahaan otomotif multinasional itu menuduh Ghosn berlaku tidak jujur, dengan tidak melaporkan besaran gajinya secara penuh dan menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Selain Nissan, Ghosn yang merupakan pengusaha Brazil-Lebanon itu, juga merupakan ketua dan kepala eksekutif Renault dan ketua Mitsubishi Motors.
Usai penangkapannya, pihak Renault, mengatakan jika pria jebolan Mines Paris Tech itu akan tetap menjabat sebagai ketua dan chief executive perusahaan otomotif Perancis itu, setelah sebelumnya sempat menggelar pertemuan dewan darurat pada hari Selasa(waktu setempat).
Untuk menggantikan posisi Ghosn sementara waktu ini, perusahaan yang didirikan pada 1899 dan bermarkas di Boulogne-Billancourt, Prancis itu, telah menunjukan wakil kepala eksekutif sementara untuk mengambil alih jalannya perusahaan.
Berbeda dengan Renault, dewan direksi Nissan yang dijadwalkan bakal menggelar pertemuan bersama dengan Mitsubishi, mengatakan jika pihaknya tengah melakukan persiapan mencopotnya dari posisinya di perusahaan.
Kendati demikian, chief executive Mitsubishi Motors, Osamu Masuko mengakui bahwa keputusan itu tidak akan mudah untuk diambil, karena aliansi nantinya, akan berada pada posisi yang sulit untuk dikelola tanpa kehadiran Ghosn di dalamnya.
Penangkapan Ghosn sendiri telah memberikan gelombang kejut kepada industri otomotif, di mana Ghosn membangun reputasinya yang besar. Ayah empat anak itu dipuji karena berhasil mengubah Nissan dan Renault sebelum menjadi tonggak aliansi yang kemudian dibentuk oleh kedua perusahaan.
Atas perbuatannya mengajukan laporan palsu sekuritas tahunan, penulis buku “Shift: Inside Nissan’s Historic Revival” dan “The Alliance” itu, berpotensi dijatuhi hukuman kurungan selama 10 tahun.(*/fin)
Sumber : fin.co.id