Penulis : Dedi / Mahasiswa IAI YASNI BUNGO
– Masjid Baiturrahman satu-satunya masjid yang ada di Kampung Baru, RT 02 Dusun Talang Sungai Bungo, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo.
Dusun Talang Sungai Bungo sampai saat ini belum mempunyai Mushola atau Surau, sehingga masyarakat setempat sangat mengandalkan Masjid Baiturrahman sebagai tempat untuk beribadah.
Menurut informasi yang didapat dari Samsudin yang merupakan tokoh agama yang juga merupakan mantan Kepala Desa Dusun Talang Sungai Bungo Periode 1880-2003.
“Masjid ini didirikan sekitar tahun 1991 dan baru digunakan pada Tahun 1995,masjid Baiturrahman dibangun atas inisiatif warga Dusun Talang Sungai Bungo, dengan cara gotong royong di atas tanah yang diwakafkan oleh warga”,ujar Samsudin.
Samsudin juga menjelaskan “Masyarakat Dusun Talang Sungai Bungo mengumpulkan dana untuk membangun masjid dengan cara iuran dan sumbangan secar sukarela”, jelasnya.
Samsudin juga menuturkan “Sebenarnya masjid Baiturrahman bukanlah masjid pertama yang pernah dibangun, karena sebelumnya sudah ada masjid tua Istoqomah di kampung lamo.
Namun pada saat itu keadaan masjid berada dalam kondisi yang memprihatinkan karena atap-atapnya sudah mulai bolong dengan tiang penyangga yang mulai bengkok.
Kemudian dengan ukurannya yang kecil, hanya 10×10 Meter persegi juga tidak mampu lagi menampung banyaknya jumlah Jama’ah yang sholat di sana, terutama pada saat merayakan peringatan hari besar Islam, seperti hari Raya ‘idul fitri dan hari Raya Qurban”, tutur Samsudin.
Selanjutnya “Atas dasar itulah kemudian masyarakat berinisiatif untuk membangun sebuah masjid baru, di atas tanah yang diwakafkan oleh warga dengan ukuran yang sedikit lebih besar, yaitu seluas 13×13 meter persegi.
Diatas tanah seluas lebih kurang 25×20 meter persegi yang mampu menampung jumlah jamaah hingga 260 orang. Ukuran itupun kini juga sudah tergolong cukup kecil mengingat jumlah keseluruhan Kepala Keluarga yang kini sudah mencapai angka 213 Kepala Keluarga”,imbuhnya.
Ditempat terpisah Pengurus Remaja Masjid , Gussandi mengatakan kalau Imam Masjid Baiturrahman hingga saat ini sudah berulang-ulang kali diganti, dan diketahui Imam pertama masjid Baiturrahman didirikan bernama Harun yang merupakan warga pendatang yang kemudian menetap di Dusun Talang Sungai Bungo”, kata Gussandi.
Gusssandi juga menjelaskan, Masjid Baiturrahman, selain digunakan sebagai tempat untuk aktifitas ibadah sholat, juga digunakan oleh pemuda setempat sebagai pusat pengajian Remaja Masjid, salah satunya sebagai tempat Yasinan rutin yang diadakan setiap akhir Pekan”, jelas Gussandi.
Gussandi menambahkan, “Ada sesuatu yang disayangkan dari masjid ini, dan akhir-akhir ini juga menjadi keluhan bagi masyarakat yang mengakses masjid untuk keperluan ibadah,
dikarenakan ketiadaan tempat khusus untuk berwudhu.
Sehingga jamaah yang melakukan ibadah di Masjid harus berwudhu’ terlebih dahulu di rumah masing-masing, jika tidak, maka pilihan terakhir adalah menunggu antrian satu persatu untuk berwudhu’ yang airnya ditimba dengan cara manual dari sumur masjid tanpa menggunakan mesin dan jauh dari kata otomatis.
Dengan cara berwudhu’ seperti itu tentu akan menghabiskan banyak waktu menunggu antrian hingga akhirnya tiba giliran kita”, imbuh Gussandi.
Masyarakat yang tinggal di sekitar masjid sangat berharap kepada pemerintah Dusun dan pengurus masjid untuk sesegera mungkin melakukan renovasi atau dibangun kembali tempat khusus berwudhu’ agar jama’ah dapat merasakan tenang dan khusyuk dalam melakukan aktivitas masjid, yaitu menghadapkan diri kehadirat Sang Pencipta.
Martunis selaku imam Masjid mengatakan, “Sebelumnya sudah pernah ada tempat khusus berwudhu’ yang dibangun pada Tahun 2011, tapi karena kurangnya perawatan dan minimnya dana untuk perbaikan, perlahan bangunannya menjadi rusak dan tidak bisa digunakan lagi hingga saat ini”. Kata Martunis.
Martunis menerangkan kalau pihak perangkat dusun sudah mengajukan anggaran dana untuk pembangunan yg di alokasikan untuk masjid, dan pihak pemerintahan Dusun juga berjanji, bahwa Tahun ini akan dibangun tempat untuk berwudhu’, terang Martunis.