
LAMPUKUNING.ID, TEBO – Kondisi social dan ekonomi makro Kabupaten Tebo Tahun 2019 dengan jumlah penduduk 354.485 jiwa ( laki-laki 182.614 jiwa dan Perempuan 171.871 jiwa).
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Tebo Syahlan, SH ketika menjadi narasumber pada acara Webinar Seminar oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional ( KPC – PEN ) Bersama Pemerintah Kabupaten Tebo, Senin (01/12).
Kebijakan dalam memulihkan perekonomian masyarakat pasca pandemi Covid-19 adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas lapangan usaha masyarakat dan pendapatan petani diimplimentasikan melalui program :
– Program perencanaan dan pembanguan industri,
– Program peningkatan sarana distribusi perdagangan,
– Program pengolahan dan pemasaran hasil perikanan,
– Program Pengembangan UMKM,
– Program pemberdayaan Usaha Menengah, Usaha Kecil dan Usaha Mikro ( UMKM ).
Lebih lanjut dikatakan Syahlan, sebagai respon terhadap berbagai dinamika penangan pendemi Covid-19, telah dilakukan realokasi dan refokusing APBD Tahun 2020.
Melalui Perbup Tebo Nomor 38 Tahun 2020 tentang perubahan penjabaran APBD Kabupaten Tebo Tahun 2020 dengan prioritas pembiayaan dialihkan untuk :
1. Penguatan Fasilitas Kesehatan guna pencegahan/ penanganan Covid-19,
2. Melindungi kelompok rentan dan dunia usaha melalui jaring pengaman sosial dan stimulus perpajakan dan retribusi daerah,
3. Menggerakan/ memulihkan perekonomian di daerah.
“Alokasi anggaran APBD Kab.Tebo Tahun 2020 untuk penanganan Pandemi Covid-19 sebanyak Rp. 79.255.459.590,87 dan telah digunakan sampai dengan September 2020 sebanyak Rp. 24.298.017.700 “, ungkap Wabup Syahlan.
Program Pemulihan Ekonomi Nasional ( PEN ) merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian. Selain penangan krisia kesehatan, PEN untuk merespon penurunan aktivitas masyarakat, khususnya di sektor informal atau UMKM. (*)






