Bayi Kembar Lahir Prematur, Harkatun: Program JKN – KIS Selamatkan Saya

IMG 20210625 WA0003

LAMPUKUNING.ID, BUNGO – Melahirkan bayi kembar memang sangat menggembirakan, namun juga memiliki potensi resiko yang besar apalagi kelahiran bayi tersebut dalam kondisi prematur. Hal ini yang dialami Harkatun Genexa (29) dan istri yang melahirkan bayi kembar laki-laki pada usia kandungan masih 7 bulan berjalan pada tahun 2018 silam.

Harkatun adalah seorang pekerja honorer yang sebelumnya terdaftar sebagai Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) dan saat ini mengurus peralihan ke segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) di kantor BPJS Kesehatan Cabang Muara Bungo, Selasa (26/01).

“Dari awal pengecekan diketahui memang saya akan mendapatkan anak kembar, awalnya kandungan istri saya berjalan dengan normal, hanya saja dengan kondisi tubuh istri saya yang kecil dan kesibukannya sebagai perawat membuat istri saya sering kelelahan. Saat usia kandungan 7 bulan, Jum’at pagi waktu itu tiba-tiba dia kontraksi jadi langsung saya larikan ke Rumah Sakit Permata Hati dan langsung segera dioperasi,” cerita Harkatun.

Harkatun melanjutkan bahwa kelahiran bayi nya yang prematur membuat kedua bayinya dimasukkan ke dalam Inkubator dan mendapatkan perawatan intensif, namun kedua bayi tersebut dirawat pada dua rumah sakit berbeda karena terkendala dengan jumlah alat yang dipakai.

Selanjutnya Harkatun menceritakan bahwa kondisi salah satu bayinya sempat menurun sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Disana bayinya mendapat perawatan kurang lebih selama 30 hari.

“Alhamdulillah, setelah ada tenggang waktu 3 hari saya bisa urus BPJS Kesehatan anak saya mulai dari Rumah Sakit Hanafie hingga dirujuk ke Jambi, disana ia dirawat di ruang NICU dan itu tidak ada sama sekali saya mengeluarkan biaya, semua dijamin oleh BPJS Kesehatan lewat program JKN-KIS. Bisa dibandingkan dengan bayi saya yang satu lagi, dirawat menggunakan jalur umum, dalam 7 hari perawatan saja biayanya mencapai 18 Juta,” cerita Harkatun dengan lega.

Diakhir perbincangan Harkatun mengatakan betapa terbantunya ia dan keluarga terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari pelayanan yang pernah ia rasakan manfaatnya.

“Sekali lagi saya sangat terbantu dengan saya terdaftar pada Program JKN-KIS ini. Kita tidak akan pernah tahu kapan akan sakit dan memakai pelayanan seperti yang istri saya alami ini. Oleh karena itu, saya selalu pastikan kartu saya aktif agar selalu siap sedia pada saat tidak terduga datang kepada keluarga kami lagi,” tutup Harkatun.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *