Asal Mula Kata “Wanita”

Ilustrasi

LAMPUKUNING.ID – Hampir seluruh makhluk di bumi ini telah memiliki nama atau sebutan masing-masing.

Baik nama yang sukjektif sebagai satu individu maupun nama yang objektif sebagai suatu kesatuan kelompok individu yang lebih menjelaskan makna sejenis.

Bacaan Lainnya

Seperti contohnya adalah sebutan  atau nama kucing, anjing, sapi, tikus dll adalah nama-nama subjektif dan nama objektif dari kelompok tersebut adalah ‘hewan’.

Dalam kasus ini, ‘hewan’ merupakan nama yang menjelaskan atau mewakili banyak hal yang merupakan jenis atau golongan.

Hal ini sangat menarik mengingat begitu banyak hal yang ada di bumi ini dan bahkan dari berbagai macam nama-nama objektif yang dimiliki sebuah  kelompok makhluk, kita masih bisa menemukan nama-nama subjektif atau nama individual masing-masing yang tentu saja sangat beragam.

Saleha Mohamed Alam istri pertama Sultan Brunei Hasanal Bolkiah.

Dan asal mula penciptaan nama-nama tersebut tentunya adalah karena latar belakang yang berbeda dengan lainnya, atau paling tidak ada satu atau dua hal yang membedakan hingga menghasilkan nama yang berbeda. Hal inilah yang sangat menarik perhatian untuk kemudian dapat menjadi informasi yang menarik dan menambah wawasan.

Joanna Palani, Sniper Cantik sudah membunuh 100 anggota ISIS

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai asal mula munculnya nama atau sebutan ‘wanita’. Dengan ‘manusia’ sebagai nama objektif dan ‘wanita’ sebagai nama subjektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia wanita berarti “perempuan dewasa”. Sedangkan dalam bahasa jawa ‘wanita’ merupakan akronim dari “wani ditata” yang memiliki arti bisa diatur atau berani di atur.

Bahkan dari sebuah sumber di sebutkan bahwa kata ‘wanita’ merupakan hasil dari proses panjang yang disebut metatesis dari kata betina. Prosesnya, mula-mula kata betina menjadi batina, kemudian kata batina berubah melalui proses metatesis menjadi banita dan kata banita mengalami proses perubahan bunyi konsonan (kontoid) dari ‘b’ menjadi ‘w’ sehingga menjadi wanita.

Malala Yousafzai,peraih Nobel Perdamaian 2014 atas Menyuarakan Hak Anak

Sedangkan dari bahasa Sanskerta kata wanita diambil dari vanita. Dimana kemudian kata ini diserap oleh bahasa Jawa Kuno (Kawi) menjadi wanita, dan mengalami perubahan labialisasi dari labiodental ke labial: [v]–>[w].
Dari bahasa Kawi, kata ini diserap oleh bahasa Jawa (Modern) lalu, dari bahasa Jawa, kata ini diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Setelah diadopsi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, kata ini tercatat dalam sejarah kontemporer bahasa Indonesia bahwa telah mengalami proses ameliorasi, suatu perubahan makna yang menjadi positif,jadi arti kata wanita sekarang lebih tinggi daripada arti dahulu, bahwa kata wanita menduduki posisi dan konotasi terhormat. (*)

By: Maulani Camaliah M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *