Junk Food Penyebab Kematian Tertinggi di Dunia, Setelah Rokok

Foto: ilustrasi

LAMPUKUNING.ID,JAKARTA– Kita sudah sama-sama tahu akan bahaya merokok dan daya rusak yang disebabkan oleh kebiasaan yang satu ini.

Namun ketika dunia sadar akan bahaya merokok, namun tidak akan bahaya yang disebabkan oleh konsumsi makanan cepat saji.

Bacaan Lainnya

Ya, karena menurutstudi Global Burden of Disease yang dirilis padaThe Lancet, kebiasaan mengkonsumsi junk food adalah penyebab kematian nomor dua tertinggi setelah merokok.

Adapun kerusakan yang disebabkan oleh kebiasaan yang satu ini, adalah seperti masalah pada tekanan darah, gula darah, bobot tubuh hingga kolesterol.

Sudahkah Anda memeriksakan tekanan darah Anda, kadar gula dan kolesterol dalam tubuh Anda, terlebih jika Anda adalah penggemar jenis makanan cepat saji?

Anda mungkin ingin merubah kebiasaan yang satu ini, sebelum semuanya terlambat.

Apa itu Junk Food?
Seorang pakar dan ahli gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes menjelaskan tentang apa itu junk food, yang ternyata bukan hanya makanan cepat saji saja.

“Junk food adalah makanan yang kandungan gizinya rendah, tetapi kaya dengan zat zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Biasanya junk food yang ada di sekitar kita itu sangat tinggi gula, sangat tinggi garam dan sangat tinggi lemak trans,” paparnya.

“Lemak trans tidak dibutuhkan tubuh, begitu pula dengan gula dan garam hanya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat terbatas. Tapi pada junk food, komposisi ke 3 bahan ini sangat tinggi,” tambahnya.

“Selain itu, junk food juga merupakan makanan yang kaya akan 1 zat gizi saja, kalau tidak kaya karbohidrat atau kaya lemak, sedangkan kandungan zat gizi lainnya rendah dan tidak seimbang dengan kandungan lemak atau kandungan karbohidratnya,” tegas Dr. Rita.

Sayangnya ayam dan nasi goreng saja itu sudah bisa dikatakan junk food .

“Ayam dan nasi saja itu bisa dikatakan junk food, karena kedua makanan ini hanya menyumbang zat gizi makro saja (karbohidrat, protein dan lemak), namun sangat rendah vitamin dan mineral.”

Kalau anak hanya makan sesekali saja itu tidak masalah, namun kalau anak makan menu ini tiap hari, itu sudah masuk kategori junk food. Hal ini karena ketidak seimbangan gizi yang masuk dalam tubuh anak.

“Kalau anak hanya makan ayam dan nasi saja tiap hari, anak akan sangat rentan kekurangan vitamin dan mineral, yang bisa berakibat fatal bagi kesehatannya,” tambah Dr. Rita

Rita menjelaskan bahwa efek jangka panjang konsumsi junk food bisa menimbulkan penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi.

“Efek jangka panjang konsumsi yaitu menimbulkan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi dan penyakit lainnya. Dalam arti anak akan lebih rentan menderita penyakit ini saat dewasa jika mereka selalu mengonsumsi junk food.”

“Tak hanya sampai disitu, anak yang biasa makanjunk food juga akan lebih sering merasa kenyang semu (tubuh sudah merasa kenyang padahal zat gizi belum terpenuhi). Alhasil anak akan sangat berisiko untuk mengalami kekurangan gizi, sehingga tumbuh kembangnya tidak optimal,” tuturnya.

Selain itu, anak yang sering mengonsumsi junk food juga rentan terkena anemia. Karena junk foodjuga hanya kaya zat gizi makro, anak juga akan rentan kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Alhasil anak akan rentan mengalami penyakit seperti anemia dan lain sebagainya.

“Maka anak tidak boleh mengonsumsi junk food tiap hari, namun untuk sesekali waktu diperbolehkan saja,” tegasnya.

Untuk mecegah anak kecanduan junk food, Rita menyarankan agar orangtua untuk tidak mengenalkan junk food pada anak.

“Saran saya anak baiknya tidak dikenalkan dengan junk food tadi, karena sekali ia pernah mencicipi dan ia ingat maka ia akan menganggap itu makanan sehari-harinya dia. Kalau kita tidak pernah mengenalkan maka tubuhnya akan menyesuaikan. Ketika ia makan junk food, dia tidak akan nyaman dengan makanan itu karena tidak pernah ia rasakan sebelumnya,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *