Lampukuning.id Berbagi, Serahkan Bantuan untuk Anak Panti Asuhan Nurul Khoiriah

Pimpinan Perusahaan Bambang Kismanto saat menyerahkan bantuan kepada pengasuh Pondok Pesantren Nurul Khoiriah

BUNGO, Lampukuning.id – Lampukuning.id menyerahkan bantuan untuk anak-anak yatim pondok pesantren (pontren) Nurul Khoiriah di Desa Lubuk Benteng Kecamatan Bathin III, Rabu (17/10) kemarin. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur dari jajaran direksi Lampukuning.id yang belum genap sebulan bediri.
Kedatangan Lampukuning.id di sambut hangat ibu Khoiriah selaku pengasuh di pondok pesantren tersebut. Bambang Kismanto selaku pimpinan perusahaan mengatakan bantuan tersebut untuk membantu anak-anak yatim dan santri, sebagai ungkapan syukur berdirinya media dengan jargon satu berita sejuta pembaca. Ia berharap kedepan media Lampukuning.id diberikan kesuksesan. 



“Media ini (Lampukuning.id) baru berdiri, jadi kami ingin bersedekah berupa sembako semoga dapat membantu, dan kami berharap semoga diberi kelancaran baik rezeki, maupun dalam menjalankan tugas,” ujarnya.


Pemimpin redaksi, Syafii’i Syarkawi turut menyerahkan bantuan kepada pengasuh Pondok Pesantren Nurul Khoiriah



Hal yang sama turut disampaikan Pemimpin Redaksi (pimred) Lampukuning.id, Syafi’i Syarkawi. “Kami ada sedikit rezeki, kami ingin berbagi dengan adek-adek disini. Meski sedikit, jangan dilihat dari pemberian. Kami juga minta doa agar Lampukuning.id  ini semakin maju dan makmur,”

Sementara itu, Khoiriah selaku pengasuh di pesantren tersebut sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan. Ada sekitar 93 santri yang ‘mondok’ di pesantren tersebut. Umumnya para santri ini berasal dari keluarga yang kurang mampu. Selain itu terdapat juga anak yatim yang menjadi tanggungan pihak pesantren.

“Sehari menghabiskan sekitar 15 gantang (40 kilo) beras. Alhamdulillah belum pernah putus (kurang, red),” ucapnya.


Sejak berdiri pada tahun 2014 lalu, pondok pesantren Nurul Khoiriah terus menampung santri yang ingin menuntut ilmu. Para santri yang ‘mondok’ tidak hanya berasal dari Kabupaten Bungo saja, tetapi ada juga santri yang berasal dari kabupaten tetangga.
“Dari Singkut (Sarolangun, red) dan Dharmasraya juga ada,” jelasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *