LAMPUKUNING.ID,KOTA JAMBI – Jelang perayaan Imlek 2537, awal Februari mendatang, Pemkot Jambi dalam waktu dekat akan mengumpulkan sejumlah tokoh adat maupun pengurus perkumpulan Umat Tionghoa di Kota Jambi.
Ini dilakukan untuk menentukan bagaimana pelaksanaan perayaan hari Imlek di tengah pandemi Covid-19. Apalagi menimbang,
pemerintah pusat cenderung menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di tiap daerah, jelang hari-hari besar.
“Nanti akan kami kumpulkan, apakah boleh dilaksanakan di Kelenteng atau lainnya akan kita ambil keputusan bersama,” kata Walikota Jambi, Syarif Fasha.
Sementara itu, Wakil Walikota Jambi, Maulana mengatakan, kenaikan level yang dilakukan pemerintah pusat ke tiap daerah itu, merupakan suatu upaya mencegah terjadi penularan Covid-19.
Kata dia, hari-hari besar selalu identik dengan potensi terjadinya kerumunan. Sehingga level PPKM tentu pula akan cenderung dinaikkan.
“Tujuannya untuk hati-hati. Kenaikan level itu bagaimana berupaya mencegah terjadinya penularan,” sebutnya.
Kendati demikian, dari segi kasus di Kota Jambi, per 22 Januari 2022 hanya tersisa 3 orang pasien saja yang masih dalam pengawasan.
“Sementara vaksin kita juga sudah masif. Level PPKM terus dievaluasi untuk antisipasi potensi kenaikkan level,” jelasnya.
Dengan nantinya dikumpulkannya tokoh umat Tionghoa, akan ada regulasi yang diambil untuk pelaksanaan Imlek di Kota Jambi.
Apakah nanti bisa dirayakan dengan tidak melanggar aturan Covid-19, ataukah ada hal lainnya yang bakan dipertimbangkan.
“Sebab saat Imlek ini biasanya ada tradisi keluarga besar kumpul H-1. Mereka datang dari daerah lain, mudik. Berkumpul, jadi ini yang nanti akan kita atur bersama,” pungkasnya. (LK07)