Harga Cabai Masih Tinggi, Pemda Tak Bisa Intervensi

LAMPUKUNING.ID,KOTA JAMBI– Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi memastikan pasokan cabai di Kota Jambi tidak berkurang. Setiap hari, pasokan cabai di Kota Jambi mencapai 25 ton. Cabai tersebut di distribusikan ke beberapa pasar, dan juga wilayah sekitar Kota Jambi, seperti Batanghari dan Muaro Jambi.

Bacaan Lainnya

“Pasokan kita tidak kurang, ada terus. Cabai itu didistribusikan lewat Pasar Induk. Semuanya mencukupi untuk kebutuhan Kota Jambi,” kata Kadis Perindag Kota Jambi, Yon Heri, kemarin.

Kata Yon, melonjaknya harga cabai itu dikarenakan beberapa faktor yang dialami produsen. Seperti cuaca, gagal panen, dan juga biaya produksi yang sudah mahal.

“Seperti pupuk mahal, kemudian ada gangguan hama. Sehingga biaya untuk menghasilkan (produksi) cabai itu memang sudah mahal,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah daerah tidak bisa melakukan intervensi pasar. Sebab, kondisi ini terjadi ditingkat produsen. “Sudah saya tanyakan juga ke Bulog. Jawabannya tidak bisa diintervensi, kecuali komoditas seperti beras, minyak goreng, gula atau lainnya itu bisa. Kalau cabai tidak bisa. Yang melakukan intervensi adalah pusat. Seperti pemberian pupuk subsidi, bibit, dan lainnya,” katanya.

Sementara harga cabai di Kota Jambi sendiri saat ini masih berkisar Rp80 ribu hingga Rp120 ribu. “Dua hari lalu sempat turun antara Rp76 ribu hingga Rp100 ribu. Tapi hari ini (Kamis, red) harganya naik lagi,” kata pedagang Cabai di Angso Duo, Yusma.

Kata dia, naiknya harga cabai ini sudah hampir satu bulan, dan harganya memang masih tinggi. “Kalau jualan tidak ada pengaruhnya, cabai tetap laku. Hanya pembeli sering ngeluh,” katanya.

Sementara itu, Anjang, salah satu pedagang nasi padang serba Rp10 ribu di kawasan Broni mengaku sulit. “Kami yang jualan nasi serba Rp10 ribu ini sulit. Mau naikkan harga takut tidak laku, tidak kita naikkan tekor,” katanya.

Untuk mengantisipasi kondisi itu, kini pihaknya tidak lagi memakai cabai merah. “Saya banyak pakai cabai hijau. Harganya lebih murah,” katanya.

Anjang mengaku, pihaknya saat ini belum berencana akan menaikkan harga nasi bungkus. “Masih belum, karena untung harga ayam tidak tinggi. Itu bisa menutupi. Kalau ayam mahal seperti saat lebaran kemarin, mau tidak mau kita akan naikkan,” pungkasnya.(LK07)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *