Kemenag Bungo Siapkan Empat Gedung KUA Baru
LAMPUKUNING.ID, BUNGO – Sistem kartu nikah elektronik bakal mulai diterapkan di tahun 2019. Sejauh ini pemerintah sedang mempersiapkan perangkat dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk itu.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Bungo, M Hasbi, memastikan pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke Kantor Urusan Agama (KUA) soal kartu nikah elektronik ini. Namun dia belum dapat memastikan bulan berapa sistem online itu mulai dijalankan.
“Saya rasa 2019 sudah, cuma bertahap. Sekarang sosialisasi terus soal itu,” ulas Hasbi.
Menurut Hasbi, sebagai persiapan, sarana prasarana di Kabupaten Bungo sedang dibangun gedung Balai Nikah dan Manasik Haji Kantor Urusan Agama di empat Kecamatan. Gedung itu nantik akan menjadi pusat pelayanan kartu nikah elektronik dan urusan haji.
“Urusan kartu nikah on line di situ. Haji juga di situ, termasuk menasik haji di kantor itu. Gedung itu awal tahun selesai dan diresmikan, sekarang tinggal finishing,” ulas Hasbi.
Empat gedung itu terletak di Kecamatan Rantau Pandan, Jujuhan, Pelepat Ilir dan Kecamatan Pelepat. Dan untuk tahun 2019 juga kembali mendapat tiga gedung tambahan.
” Gedungnya megah, luas, ada yang dibangun dua lantai. Dilengkapi pula dengan aula untuk manasik haji,” ujar Hasbi.
Kalau semua fasilitas sudah lengkap katanya tentu sistem itu mulai dijalankan. Tahap awal katanya tentu di Kecamatan-Kecamatan yang fasilitasnya sudah lengkap.
Kemudian sambung Hasbi, kedepan yang bisa mendapatkan buku nikah elektronik tak hanya mereka yang baru menikah saja. Tapi juga yang sudah lama, pokoknya semua yang sudah menikah bisa mendapatkan buku nikah elektronik.
Bahkan sistem baru nantik semakin mudah, Kemenag katanya sudah bekerja sama dengan Dukcapil untuk menerbitkan dokumen serentak. Setiap yang mendapatkan buku nikah elektronik kedepan juga mendapatkan Kartu Keluarga (KK).
“Jadi satu paket, dapat buku nikah, kartu nikah elektronik dan KK,” sambung Hasbi.
Untuk kartu nikah elektronik ini sebetulnya sudah jalan di Indonesia. Cuma baru sebatas daerah tertentu sebagai percontohan.
Di Jambi katanya baru kota Jambi. “Hasil pembahasan terakhir yang masih menjadi kendala itu adalah sarana dan SDM. Makanya ini yang sedang diusahakan sekarang,” pungkas Hasbi. (slt)