Kerap Dilanda Banjir, Warga Harap Perhatian Pemerintah, Yunius : Perbaikan Terkendala Pembebasan Lahan

LAMPUKUNING.ID,KOTA JAMBI- Warga RT 19 Kelurahan Simpang 4 Sipin mengeluhkan banjir yang kerap melanda kala hujan tiba. Setidaknya ada kurang lebih 20 rumah yang selalu terdampak banjir.

Bacaan Lainnya

Pantauan dilapangan pada Rabu (8/9) pasca hujan lebat, kondisi rumah warga tergenang banjir. Banjir mencapai lutut orang dewasa.

“Mulai subuh tadi air mulai naik, ada yang rumahnya kebanjiran setinggi kaca jendela. Kami setiap hujan deras pasti kebanjiran,” kata Yati warga setempat.

Menurutnya, hingga pukul 09.00 WIB pagi, jalan tersebut belum bisa dilewati. Namun pada pukul 12.00 WIB air sudah mulai surut. Tampak warga sedang membersihkan rumahnya dari sisa banjir.

“Banyak warga kami disini yang sudah pindah, rumahnya ditinggal karena sering kebanjiran. Kami berharap perhatian pemerintah,” katanya.

Menanggapi hal itu, Kabid SDA Dinas PUPR Kota Jambi, Yunius mengatakan bahwa lokasi tersebut merupakan jalur sekunder dari sungai Kenali Besar.

“Kami sudah melakukan sentuhan-sentuhan, diantaranya itu ada satu paket terakhir kemarin itu mulai dari Box UPCA sampai ke panti Bina remaja, pekerjaan kita kemarin sudah sampai disitu,” kata Yunius.

Ditambahkannya, dalam pelaksanaan pekerjaan, ada mengalami beberapa kendala. Diantaranya ada warga yang tidak mau membebaskan lahannya untuk diambil sedikit untuk merapikan itu, kemudian ada juga yang bangunan warga yang sudah berada di dalam air, adalagi masyarakat yang menghambat aliran untuk kebutuhan kolam.

“RT 19 Kelurahan Simpang 4 Sipin ini juga merupakan titik Sekunder Sungai Asam. Itu sebenarnya akan kita lebarkan ditahun 2022, waktu koordinasi dilapangan untuk pembebasan lahan, titik temu tidak ada,” jelasnya.

Namun kata Yunius, pihaknya tidak meninggalkan lokasi itu, tetap akan di bangun dan dibenahi dibagian ujung muaranya. Dia menambahkan, ada juga bangunan di bagian ujung muara aliran itu, terjadi patahan, sehingga aliran air berbalik arah. “Sehingga aliran air tidak lancar menuju ke Sungai Kenali Besar. Jadi tahun 2022 itu akan kita bongkar bangunan yang lama itu, menggunakan alat berat dan konstruksi ulang,” tambahnya.

Dia mengatakan, tahun depan pemerintah akan anggarkan Rp1,5 miliar untuk membenahi aliran di wilayah tersebut.

“Sebenarnya warga yang tidak mau membebaskan lahannya ini bukan warga yang tinggal di situ, akan tetapi dia merasa memiliki tanah atau lahan di wilayah itu, sehingga dia tidak ada kompromi untuk pembebasan tanah selebar 1 meter kiri dan kanan. Tidak ketemu kemarin waktu koordinasi dilapangan. Kalau setuju kemarin sudah kita bongkar semua, sebab konstruksi yang ada itu sudah tidak memadai, sudah dangkal dan banyak yang roboh. Sebab saluran yang ada itu juga tidak mampu menampung debit air yang semakin lama semakin besar jumlahnya. Karena banyak tutupan lahan yang kini dibangun perumahan dan lain-lain. Sehingga air hujan tidak terserap oleh tanah melainkan mengalir seluruhnya ke saluran drainase,” jelasnya. (LK07)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *