Pemkot Jambi Dukung Pangan Aman, Pasar Aman, dan Jajanan Sekolah Aman
LAMPUKUNING.ID,KOTA JAMBI- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jambi tahun 2021 telah menguji sampel makanan sebanyak 3.000 sampel.
Hasilnya ada 8 (delapan) sampel makanan yang ditemukan masih menggunakan bahan berbahaya.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Kelompok Fungsi Infokom, BPOM Jambi, Marhamah usai Rapat Advokasi Iintas Sektor Desa Pangan Aman, Pasar Aman, dari Bahan Berbahaya dan Pangan Jajanan Sekolah di Kota Jambi, Kamis (27/1).
Marhamah mengatakan, dari hasil temuannya itu, pihaknya sudah melakukan pembinaan kepada Industri Rumah Tangga (industri kecil), agar tidak menambahkan lagi bahan berbahaya kedalam makanan.
Selain pada industri rumah tangga, pihaknya juga melakukan sampling bahan sayuran dan makanan lainnya yang dijual di pasar tradisional.
Tahun lalu, pihaknya menemukan satu jenis minuman berbahan pewarna tekstil.
“Ada kita temukan cendol yang berwarna merah itu, ternyata masih menggunakan pewarna tekstil. Itu juga sudah kita kasih pembinaan, dan akhir tahun kemarin kita uji lagi itu sudah aman. Kalau sayuran tidak ada kita temukan,” katanya.
Dia menghimbau, agar masyarakat bisa memilih makanan yang aman dikonsumsi. Termasuk juga siswa-siswa di sekolah.
“Makanya ini nanti melalui program Desa Pangan Aman, Pasar Aman, dan Pangan Jajanan Sekolah, aman dari Bahan Berbahaya akan kita edukasi siswanya agar bisa menentukan dan memilih makanan yang sehat dan aman dikonsumsi,” katanya.
Kata dia, berdasarkan beberapa sampel yang diuji, jajanan yang dijual di luar lingkungan sekolah sudah relatif aman.
“Masih ada satu, dua, yang kita temukan. Seperti cendol warna merah tadi. Angkanya kecil sekali, Insya Allah Kota Jambi aman dari makanan berbahan berbahaya,” katanya.
Marhamah mengatakan, tahun 2022 ini pihaknya fokus pada intervensi aman pangan di daerah Sungai Penuh dan Kota Jambi.
“Program ini merupakan kegiatan BPOM terkait keamanan pangan. Lokusnya akan kami tetapkan. Kelurahan, pasar, dan sekolah mana yang akan ditetapkan sebagai contoh.
Semuanya akan menjadi percontohan bagi yang lainnya. Nanti akan ada kader-kader yang siap melakukan pengawasan secara penuh,” katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jambi, Maulana mengatakan bahwa pihaknya mendukung program tersebut untuk menciptakan pangan yang aman di lingkungan sekolah, pasar dan juga Kelurahan.
“Karena kota Jambi dengan jumlah penduduk lebih dari 700.000 jiwa, dan anak sekolah yang jumlahnya hampir 80.000 siswa, tentu pemerintah harus menjamin keamanan pangan dan jajanan yang dijual di sekolah,” katanya.
Maulana mengatakan, program ini nantinya akan menghasilkan kader-kader yang diberdayakan untuk mengenali produk yang aman untuk dikonsumsi. “Jadi sifatnya lebih kearah pemberdayaan,” katanya.
Dia mengatakan, salah satu indikator yang perlu diperhatikan adalah penggunaan pestisida diluar ambang batas.
“Ini nanti merupakan ranahnya dinas ketahanan pangan dan pertanian, nantinya para petani akan diberikan edukasi melalui kelompok tani,” kata Maulana. (LK07)