LAMPUKUNING.ID, KOTA JAMBI- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Jambi memastikan harga minyak goreng di pasaran tidak mengalami kenaikan.
Hal itu setelah harga minyak goreng mengikuti mekanisme pasar sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat.
“Harganya berkisar Rp22-25 ribu per Kilogramnya. Stok aman, yang curah juga tersedia. Stok ada sekitar 135 ribu liter. Cukup untuk stok 10 hari. Memang tidak lama-lama,” kata Kadisperindag Kota Jambi Yon Heri, kemarin.
Direskrimsus Polda Jambi, Kombes Pol Christian Tory mengatakan sebenarnya minyak goreng di Jambi stoknya ada.
Hanya saja masyarakat yang ingin membeli dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) harus melengkapi syarat memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Ini yang kadang kala para penjual minyak goreng curah di pasar-pasar itu mereka tidak punya NPWP dan NIB.
Sehingga saya sudah sampaikan kepada Kepala Pasar tolong dikoordinir bagi yang punya NPWP dan NIB, itu saja kita gunakan.
Setelah nanti minyaknya nyampai ke pemilik NPWP dan NIB itu di pasar, baru dibagi-bagi ke penjual-penjual yang diblok-blok di pasar itu.
Itu salah satu solusi, karena minyak HET itu disubsidi oleh negara. Sehingga untuk membelinya harus melengkapi dokumen NPWP dan NIB. Baru boleh mendapatkan minyak subsidi itu,” katanya.
Tory menyampaikan, di Jambi ada 2 (dua) perusahaan yang memproduksi minyak goreng diantaranya adalah KTN dan Budi Nabati.
“Namun ada satu lagi distributor yang mendatangkan minyak goreng dari luar yaitu Aneka Pangan. Jadi ada tiga sumber minyak goreng curah yang ada di Jambi. Kita harapkan bisa membantu menyediakan minyak goreng untuk masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya dari Kepolisian akan membantu memfasilitasi supaya minyak goreng ini tersalurkan ke masyarakat. Khususnya, masyarakat pra sejahtera, dan usaha UMKM.
“Untuk kuota itu banyak. KTN itu satu hari produksinya 25 ton. Kemudian Budi Nabati itu sampai kurun waktu 14 April, itu dia akan memproduksi 390 ton.
Kemudian untuk Aneka Pangan saat ini ada kurang lebih 200 ton. Kemudian akan datang lagi untuk Aneka Pangan sampai dengan berjumlah 1.200 ton.
Itu akan datang, mereka sudah order, artinya minyak goreng curah di Jambi itu tersedia. Tinggal bagaimana penyalurannya,” jelasnya.
Sementara itu sebelumnya, Wali Kota Jambi, Syarif Fasha, saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Indogrosir yang berada di Samping Terminal Truck, Jl Lingkar Selatan, Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Jumat (1/4).
Di sana, Fasha dan rombongan mendapatkan perbedaan harga minyak goreng yang diproduksi oleh perusahaan lokal Jambi dan perusahaan Padang Sumatera Barat.
“Jadi harga produksi Padang lebih murah daripada produksi Jambi. Tadi sudah saya perintahkan BPOM untuk mengecek sampel kandungan dari kedua minyak goreng tersebut.
Kalau kandungannya sama kenapa terjadi perbedaan harga. Harga produksi Padang itu Rp20 ribu per kilogram, paling rendah dari yang lain. Ada produk Jambi harganya Rp23 ribu per kilogram.
Kalau ternyata hasil pengecekan yang dilakukan oleh BPOM kandungan dan fungsinya sama, maka saya akan kumpulin produsen ini kenapa terjadi perbedaan harga yang signifikan.
Apabila distributor Jambi tidak bisa menekan harga maka saya akan menghimbau kepada masyarakat kota Jambi untuk membeli produk Padang karena lebih murah.
Meski produksi mereka bukan di kota Jambi tapi produk mereka dipasarkan di kota Jambi, saya akan kumpulkan mereka dalam waktu dekat ini,” kata Fasha. (LK07)