
LAMPUKUNING.ID – Pesawat jenis E-4B milik Angkatan Udara Amerika Serikat, sering disebut sebagai “pesawat hari kiamat.” Saat ini, ada empat unit pesawat E-4B di armada Angkatan Udara AS. Mereka adalah benteng terbang, sekaligus pusat komando terbang, yang bahkan bisa bertahan segera setelah ledakan nuklir terjadi.
Seperti yang dilansir kumparan.com,Pesawat ini adalah modifikasi dari dasar Boeing 747 yang dirancang pada masa Perang Dingin. Ia dibangun untuk utilitas, mengangkut para pejabat Pertahanan AS, sekaligus untuk bertempur.
Di dalamnya ada tiga dek yang dapat menampung awak hingga 112 orang. Ada pula 18 ranjang, enam kamar mandi, dapur, ruang rapat, ruang konferensi, area kerja staf militer, dan tempat eksekutif.
Interiornya terkesan kuno dibandingkan pesawat masa kini. Begitu pun instrumen penerbangan yang memakai analog, ketimbang teknologi digital modern. Tidak ada kendali layar sentuh digital di kokpit, maupun di tempat lain di pesawat hari kiamat.
Kondisi teknologi analog pada E-4B ini memang dipertahankan oleh Angkatan Udara AS karena tak rentan terhadap gelombang elektromagnetik yang mengikuti ledakan nuklir.

“Kondisi bahwa pesawat ini dimaksudkan untuk terbang secara analog, karena teknologi digital akan hancur selama perang nuklir,” kata seorang anggota Angkatan Udara AS, dikutip dai CNBC, yang berkesempatan terbang dengan pesawat itu.
Sebagian besar bodi pesawat ini tidak berjendela. Bodinya telah dilapis perisai untuk melindungi para kru dari nuklir dan termal jikalau perang nuklir terjadi.
Pesawat hari kiamat terlihat memiliki punuk yang disebut “radome.” Di dalamnya terdapat 67 antena parabola dan antena yang berbeda-beda. Semua alat ini membuat E-4B mampu berkomunikasi dengan kapal, kapal selam,pesawat terbang lain, dan bahkan telepon rumah di mana pun di dunia ini.
Dengan tangki bahan bakar raksasa dan kemampuan untuk mengisi bahan bakar di udara dari pesawat lain, membuatnya bisa tetap bertahan di udara selama beberapa hari dengan mengandalkan empat mesin.
“Ini seperti Pentagon cadangan,” jelas anggota Angkatan Udara AS. “Selalu ada satu pesawat yang dalam keadaan siaga dan siap untuk pergi 24 jam, tujuh hari.”
Menurut rencana,pesawat hari kiamat dijadwalkan menutup operasinya pada tahun 2039. Selama itu belum datang, ia terus memainkan peran sebagai benteng sekaligus pusat komando terbang.(*)








