
KOTA JAMBI, LAMPUKUNING.ID-Penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Jambi belum teratasi. Bahkan kini kian ramai saat bulan Ramadan dan mendekati hari raya Idul Fitri.
Mereka yang merupakan gelandangan, pengemis, anak jalanan serta badut jalanan tersebut, terlihat disejumlah titik keramaian yang ada di Kota Jambi. Seperti di persimpangan lampu merah, kawasan tempat ibadah dan pasar.
Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Noviarman mengaku, saat bulan Ramadan ini memang persolan PMKS makin ramai. Hal itu disebabkan karena kebiasaan masyarakat Jambi yang ramah dan mudah bersedekah saat bulan Ramadan.
“Dalam bulan puasa ini makin marak makin ramai,” kata Noviarman.
Noviarman mengatakan kini sudah melakukan beragam upaya, salah satunya penyebaran brosur pada pengguna jalan supaya tidak menyalurkan sedekahnya di jalanan.
“Kami meminta masyarakat menyalurkan sedekahnya ke tempat yang tepat, yakni Baznas atau rumah yatim,” katanya.
Upaya penertiban juga terus dilakukan. Pihaknya turun pada sore dan malam hari untuk memburu para PMKS.
“Kawasan yang ramai itu simpang pulai, simpang mayang, simpang bangunan, simpang kawat dan beberapa kawasan lainnya,” ujar Noviarman.
Mantan Camat Telanaipura itu mengungkapkan, mereka yang meminta- minta di jalanan tersebut mendapatkan penghasilan yang cukup besar.
“Seperti badut jalanan itu pendapatan mereka sangat besar, satu jam Rp70 ribuan. Sehari minimal mereka mendapatkan Rp400 ribu,” ungkapnya.
Selain itu, juga ada modus lain dilakukan PMKS. Seperti menjadi manusia gerobak yang ramai di Jalan Selamet Riyadi, Broni.
“Itu modus semua. Mereka seperti memungut sampah dan tidak memiliki tempat tinggal, dengan harapan muncul belas kasihan pengguna jalan.
Padahal mereka itu pengdatang yang sengaja melakukan modus tersebut. Itu bukan warga Kota Jambi.
Masyarakat diminta jeli untk bersedekah, jangan memberi di jalan. Seperti bagi-bagi nasi itu harus lebih tepat, bisa ke pondok yatim atau tempat lainnya,” pungkasnya. (LK07)












