Fasha Suarakan #UMKMgoDigital, Beri Pelatihan 10.000 Wirausaha Digital Entrepreneurship

LAMPUKUNING.ID,KOTA JAMBI- Pandemi Covid-19 mendorong masyarakat, khususnya pelaku usaha (UMKM) lebih cepat memperkuat digitalisasi. Terutama pemanfaatan teknologi informasi yang platform-nya media sosial. Apalagi saat ini, Indonesia telah memasuki era 4.0.

Bacaan Lainnya

Khusus di kota Jambi, pemerintah kota (Pemkot) Jambi tidak tinggal diam menghadapi tantangan di atas. Segala upaya memajukan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) jauh-jauh hari telah dilakukan Pemkot Jambi.

Ini dibuktikan dengan status kota Jambi yang telah dikenal sebagai Smart City. Bahkan, saat ini Pemkot Jambi telah menciptakan pelaku UMKM berbasis digital lewat pelatihan digital entrepreneur academy (DEA) bekerjasama dengan Kementerian Kominfo RI.

Wali Kota Jambi, Syarif Fasha  menyinggung sisi positif dari pandemi Covid-19 yakni memaksa para pelaku usaha untuk mempercepat memanfaatkan digitalisasi dalam memasarkan produknya.

“Kita dimasa oleh pandemi covid, salah satu berkah adalah pelaku usaha untuk melakukan digitalisasi. Karena banyak yang bangkrut, toko-toko tutup, mall tutup.

Tetapi mereka harus tetap hidup dan mereka harus melakukan semua kegiatan bisnisnya dengan menggunakan digitalisasi atau online. Inilah yang kita katakan bahwa berkah dari covid,” ujar Wali Kota Jambi, Syarif Fasha saat membuka serta memberikan motivasi pada pelatihan DEA terkait pengelolaan keuangan digital (Fintech) di hotel Aston, Jumat (28/1) lalu.

Sehingga kata Fasha, di masa pendemi, orang lebih banyak menggunakan teknologi digital tanpa melakukan tatap muka secara fisik dalam bertransaksi.

Kata dia, kota Jambi sebagai kota pusat perdagangan dan jasa harus memperkuat digitalisasi ini. Lewat tekhnologi informasi, para pelaku usaha dapat menggerakkan bisnisnya dengan masif.

Dirinya pun mencontohkan, menjalankan usaha secara cepat dengan memanfaatkan digitalisasi. Tanpa harus menggunakan cara-cara konvensional seperti mendatangi langsung lokasi produsen.

Lewat digitalisasi, kata Fasha akan meminimalisasi modal dalam menjalankan bisinis. Bahkan tanpa modal sekalipun. Ini karena begitu besarnya peluang yang diberikan tekhnologi informasi melicinkan para pelaku usaha.

“Kota Jambi sudah menjadi kota smart city. Kota Jambi juga menjadi pusat perdagangan dan jasa. Dan jasanya adalah adek-adek semua menjadi sumber jasa, bagaimana (produk) yang ada di kabupaten di pindahkan ke kota Jambi, bisa ada dijual ke kota Jambi. Lalu bagaimana memindahkannya yaitu menggunakan digitalisasi. Tidak perlu kita pindahkan ke Jambi buat gudang. Tempatnya ada tetap di kabupaten, tetapi Kita pindahkan produknya, kita jual di kota Jambi. Caranya adek-adek bisa bekerjasama dengan transportir dan lainnya,” kata Fasha.

Lanjut Fasha, melalui platform digital, seseorang bisa mempromosikan objek yang akan dijual tanpa mengeluarkan dana. Kemudian seseorang juga bisa mengakses dengan mudah tanpa media mainstream.

“Itu semua bisa dilakukan, salah satunya dengan memperbanyak follower media sosial usahanya,” urai Fasha.

Sebelumnya, Parulian Sitompul selaku kepala Balai Besar Pengembagan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo Jakarta mengatakan pelatihan digitalisasi enterpreneur academy kali ini diikuti 100 peserta yang merupakan para pelaku usaha.

Kota Jambi di tahun 2022, kata Parulian Sitompul, mendapatkan kuota sebanyak 10 ribu talenta digital dari kementerian kominfo RI.

“Pertama kita lakukan terhadap pelaku usaha tetap, pada pelaku-pelaku bisnis yang memang sudah ada usahanya. Ke depan akan dilakukan pelatihan bagi pemula yang akan baru memulai usaha. Jadi nanti bagaimana membuka peluang produk-produk lokal Kota Jambi untuk dipasarkan secara internasional lewat digitalisasi,” jelas Parulian Sitompul.

Dengan munculnya teknologi baru di bidang Informatika, tambah Parulian Sitompul, maka banyak perubahan-perubahan yang kadang-kadang tidak bisa dielakkan.

Dirinya pun mencontohkan fenomena Gazhali yang belakangan cukup menyita perhatian, dengan modal foto diri bisa mencuat begitu saja menjadi millioner.

Bahkan, para pelaku usaha-usaha besar seperti start up dan unicorn saat ini merubah strategi dengan bergabung dengan platform bisnis lainnya.

“Bahwa sekarang walaupun kita menguasai teknologi informasi, dengan tidak menguasai strategi khusus akan sedikit sulit berkembang. Para platform-platform itu bergabung dengan platform yang lain dengan tujuan untuk menyebarkan, memperluas usahanya,” katanya.

Pada kesempatan ini, peserta pelatihan mendapatkan kesempatan berdiskusi langsung dengan Fasha dan Parulian Sitompul terkait motivasi dalam pengembangan usaha peserta pelatihan. Selain itu, peserta juga mendapatkan pemahaman terkait pinjaman modal yang dipaparkan pihak BRI Jambi. (LK07)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *